Pagi, Kecil, dan Dirimu



Pagi selalu datang untuk mengawali hari, atau justru mengakhiri malam ? Apakah pagi harus dirayakan atau malah justru harus disesali karena datang lagi ? Apakah pagi yang datang esok hari adalah pagi yang datang hari ini ? Apakah matahari yang menjadi prasyarat hadirnya pagi juga matahari yang datang kembali ?

Semua takkan pernah sama, semua takkan pernah kembali. Karena dalam syarat waktu yang menjadi dimensi tak ada kata berhenti, tak ada kata kembali, yang ada hanyalah sesuatu yang kelak akan disesali.
Dan anehnya penyesalanpun takkan mampu membawa kembali apapun. Maka pagi selalu baru, matahari selalu baru, dan kitapun selalu baru, meski sosoknya hanya satu, tapi kita dan mereka bukanlah kita dan mereka yang sama. Alam berubah, menua, dan beranjak dewasa tanpa pernah berpaling dan berpikir untuk kembali. Mengapa ? Bukankah ada rindu yang tercipta ?


Justru karena rindu itulah semestinya semua tak pernah berpikir untuk kembali, hanya ingin maju,maju, dan melaju untuk bertemu !!! Karena jalan satu-satunya untuk melabuh rindu, bercumbu, dan bertemu adalah MAJU !!! Maju adalah keniscayaan satu-satunya yang berlaku sebagai konstanta sekaligus penghantar menuju limit yang satu. Apapun diferensialnya, logaritmanya, ataupun aksioma yang ditetapkan, hanya maju yang muncul sebagai sebuah jawaban...bersambung.

untuk membaca lebih lanjut artikel ini, silahkan download ebook berikut.

0 komentar:

Post a Comment