Sebenarnya banyak cara untuk bodoh, tapi yang paling fatal
adalah memercayai sesuatu tanpa pernah berpikir atau mempertanyakan
kebenarannya. Kecenderungan hanya untuk meyakini tanpa menguji suatu hal yang
dijalani ibarat memasuki ruangan tak berlampu di malam hari. Seolah kita
menggantungkan nasib kita sebatas pada peruntungan belaka. Ini hukumnya musryik
bin syirik. Karena jika kita bagian dari orang-orang yang beriman, senjata
pamungkasnya adalah ilmu yang didapat melalui serangkaian proses “ngangsu
kawruh” melalui mekanisme membaca dan belajar.